Jadi Volunteer Orangutan, Bonus Herping di Stasiun Penelitian Orangutan Tuanan, Kalimantan Tengah



Foto bersama Tim peneliti dan volunteer Tuanan


Hallo Sahuler's, apa kabar kalian semua? Semoga dalam keadaan sehat selalu ya. Pada kesempatan ini kami bertiga (Ishlah, Githa, dan Aqil) akan membagikan cerita pengalaman kami menjadi volunteer di Stasiun Penelitian Orangutan Tuanan, Kalimantan Tengah pada bulan Februari sampai dengan Mei 2021. Meskipun kegiatan volunteer kami berfokus pada pengamatan Orangutan, tidak menutup rasa ketertarikan dan semangat kami yang berada pada Badan Semi Otonom (BSO) yang sama yaitu Kelompok Studi Herpetofauna untuk memanfaatkan waktu luang dengan melakukan herping disekitar kawasan camp.

Pada hari pertama sampai di Tuanan kami langsung menemukan salah satu herpetofauna yang mungkin mudah untuk dijumpai yaitu ular tambang (Dendrelaphis pictus) dengan keadaan yang mengenaskan yaitu sudah mati. Kami menemukan ular tersebut tergeletak di jalan dekat jembatan menuju camp. Jalan yang kami maksud disini merupakan jalan yang baru saja dilakukan pembukaan lahan untuk akses lintas dari Palangkaraya menuju Mentangai. 

Saat malam hari nya kami juga menemukan seekor ular boiga (Boiga cynodon) selepas pulang dari desa dengan ukuran yang cukup besar dan motif yang menarik, uniknya adalah sebagai ular arboreal, kami menemukan ular ini berada diatas tanah dengan bergerak menyeberangi jalan lintas. Padahal ular tersebut termasuk jenis yang lumayan susah dijumpai. 

Kami yang dari awal memiliki ketertarikan terhadap herpetofauna berkeinginan untuk bisa menjumpai beberapa spesies lainya yang ada di kawasan Tuanan namun setelah beberapa hari berlalu, kami belum juga menjumpai nya lagi hingga suatu ketika kami menemukan spesies kura-kura matahari (Heosemys spinosa) saat sedang melakukan pemasangan kamera jebak disekitar kawasan bekas terdampak kebakaran hutan pada tahun 2019. 

Di lain waktu, kami juga dibuat penasaran oleh penemuan Aqil dan beberapa karyawan Tuanan ketika melihat adanya ular dengan ciri di bagian bawahnya berwarna hijau, ditemukan dikamar mandi dan didekat dapur. Akhirnya kami melakukan diskusi bersama untuk mengungkap jenis ular apa yang dilihat oleh teman-teman, hingga akhirnya Ishlah menemukan ular terbang (Chrysopelea paradisi) di atas gubuk tempat sampah. Penemuan yang sangat menarik karena ular terbang memiliki keindahan warna dan motif yang sangat indah dan akhirnya ketika kami amati lebih detail, kami berkesimpulan bahwa yang dilihat di camp pada hari sebelumnya merupakan jenis ular yang sama.

Tak terasa ternyata sudah beberapa hari berlalu kami berada di Tuanan, ketika kami sedang berjalan mencari sinyal seluler kami menemukan seekor ular suban (Tripodolaemus subannulatus) betina yang berukuran dewasa, penemuan ini merupakan penemuan yang menarik karena selain kecantikannya ular suban juga memiliki bisa/racun hemotoxin yang dapat berakibat fatal jika terkena manusia, sehingga perlu alat bantu dan kehati-hatian untuk melihat dengan jarak yang lebih dekat dan mengamati ular tersebut. Individu ular suban yang berbeda juga ditemukan di dalam kawasan hutan dengan ukuran yang lebih besar dan juga di pinggir kawasan hutan yang berbatasan dengan kanal dengan ukuran yang lebih kecil dari ular suban yang pertama, namun memiliki warna yang lebih cerah. 

Di hari selanjutnya saat kami ingin bersantai dan mencari sinyal Kembali, Aqil menemukan seekor ular yang jatuh dan sedang berjalan ditanah dibawah kakinya. Ketika kami amati dengan seksama ternyata ia merupakan jenis bayi ular terbang yang memiliki warna yang sangat cantik. Oh iya, kami juga menemukan herpetofauna purba yang selalu berada disekitar kami yaitu didekat camp, ya beberapa ekor biawak air (Varanus salvator) berukuran cukup besar yang sering berkeliaran disekitar dapur. Kami juga menemukan bunglon tanduk kerdil (Aphaniotis ornata) di dekat camp dan didalam hutan yang memiliki ukuran kecil serta corak yang menarik dengan organ menyerupai tanduk kecil diatas moncongnya. Kami juga menemukan kadal terbang (Draco sp) yang sedang menggendong telur nya ketika malam hari didekat jalan papan camp

Suatu malam ketika kami pergi untuk mencari sinyal, aqil tanpa sengaja menemukan jejak ular diatas pasir yang ketika ditemukan ternyata merupakan ular pipa (Cylindrophis ruffus) berukuran sedang. Serta disekitar camp kami beberapa kali juga menemukan kadal pohon (Apterygodon vitattum) dan cicak hutan (Crytodactylus sp) yang memiliki ukuran kecil dan corak yang menarik. Kami juga pernah menemukan 3 individu ular yang pertama kali kami temukan dan cukup jarang ditemui yaitu (Pseudorabdion longiceps), dan diakhir waktu volunteer, kami menemukan seekor ular sanca (Malayopython reticulatus) berukuran sekitar 3,5 meter yang melintas dijalan papan dikawasan tengah hutan, dugaan kami ular sanca tersebut sedang mencari mangsa karena baru selesai ganti kulit (Shedding) dan tampak kurus.

Hari demi hari berganti dengan cepat, kegiatan volunteer kami di SPOT akan berakhir, namun perjumpaan kami terhadap satwa-satwa herpetofauna juga semakin menarik serta beragam. Tidak hanya ular, kadal, biawak, dan kura-kura. Kami juga menemukan beberapa jenis amfibi yang sangat mencolok dengan warna-warna cantiknya. Diantaranya, kami menemukan jenis katak merah saat perjalanan menuju desa di perkebunan karet. Jenis yang kami temui ialah Limnonectes malesianus. Adapun beberapa jenis yang temui lainnya yaitu Polypedates macrotis, Hylarana erythraea, Polypedates colleti.

Selama berkegiatan disana kami lebih mengutamakan keselamatan dan selalu mempersiapkan pakaian dan alat untuk masuk kehutan seperti, sepatu boot, topi, golok, ponco, dan lain-lain. Biasanya satwa yang ditemukan hanya di dokumentasikan fotonya saja menggunakan kamera, tidak untuk dipelihara apalagi untuk diperjual belikan. Selain itu jika bertemu dengan spesies herpetofauna disana untuk kontak dengan satwa itu sendiri, kami juga menggunakan alat seperti kayu agar aman dari serangan terutama yang berbisa/beracun.

Kurang lebih seperti ini Sahuler's pertemuan kami dengan herpetofauna yang ada di Tuanan, suatu kesempatan dan pengalaman yang begitu berharga bisa melihat langsung di alamnya. 

Berikut foto-foto kegiatan maupun biodiversity yang kami temukan selama menjadi volunteer di Stasiun Penelitian Orangutan Tuanan:








Sekian dulu ya cerita pengalaman dari kami, terima kasih sudah berkenan untuk membaca. Sampai jumpa di cerita-cerita seru dan edukasi lainya. 

Salam sehat, salam lestari, salam konservasi!!

Penulis    : Tim Volunteer Tuanan
Editor       : Justika Ayu Adelia

1 Comments

My Instagram